Link Gunadarma

Sabtu, 11 Oktober 2014

2. Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

2. Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan


2.1 Pertumbuhan Penduduk

    Pada awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650, penduduk dunia telah mencapai 500 juta jiwa jumlahnya. Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat dengan cepat. Hal itu dimungkinkan oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk salah satu di antaranya ilmu kedokteran juga berkembang.
    Berkat kemajuan ilmu kedokteran, pemeliharaan kesehatan penduduk termasuk usaha-usaha imunitas menjadi lebih terjamin. Oleh karena itu tingkat kematian bayi yang lahir menjadi lebih rendah, sampai ia tumbuh subur dan akhirnya bersuami/beristri dan mempunyai anak dan cucu.
    Akan tetapi galibnya tidak semua negara di dunia mengalami pertambahan penduduk yang demikan pesat. Negara-negara Eropa Barat pada abad 20 ini cenderung mengalami kondisi stasioner, bahkan Jerman Barat cenderung memiliki lebih sedikit jumlah penduduk berumur muda, dibandingkan dengan penduduk dewasa. Dengan begitu negara ini mempunyai masalah penduduk, bukan masalah pertumbuhan penduduk. Kemungkinan menambah penduduk berusia muda sebagai generasi penerus  bagi negara-negara Eropa Barat khususnya, secara legal dilakukan melalui proses adopsi anak/bayi. Kita sering mendengar praktek adopsi yang tidak wajar bagi bayi-bayi Asia, tidak terkecuali bayi-bayi dari Indonesia.

2.2 Kebudayaan dan Kepribadian

    Tingkat budaya dalam hal kenyataannya sosial maksudnya meliputi arti nilai, simbol, norma dan pandangan hidup umumnya yang dimiliki bersama oleh anggota suatu masyarakat. Tingkat budaya artinya melihat realitas sosial menurut perspektif budaya. Istilah kebudayaan dalam arti yang luas adalah terdiri dari produk-produk tindakan dan interaksi manusia, termasuk karya cipta manusia berupa materi dan nonmateri adalah keselurahan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan dan kemampuan-kemampuan dan tatacara lainnya yang diperoleh manusia sebagai seorang anggota masyarakat (Tylor,1942). Pengkajian tingkat budaya ini, dapat dipelajari dengan melepaskan diri dari struktur sosial atau hubungan antarpribadi yang tercakup dalam ciptaan atau penyebarannya. Hal ini dinyatakan oleh Sorokin (1957) bahwa kesatuan organis dari gejala budaya dan tingkat sosio-budaya harus dianalisa terpisah dari tingkat indivudu. 

Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :

1)Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2)Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3)Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
4)Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
5)Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
6)Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :

Kepribadian Yang Sehat

1)Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
2)Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
3)Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
4)Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
5)Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
6)Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
7)Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan da keterampilan.
8)Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulia terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
9)Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
10)Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
11)Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).

Kepribadian Yang Tidak Sehat

1. Mudah marah (tersinggung)
2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
6. Kebiasaan berbohong
7. Hiperaktif
8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9. Senang mengkritik/mencemooh orang lain
10. Sulit tidur
11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
13. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
   

2.3 Kebudayaan Barat

    Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya yang berasal dari Eropa.
       
     Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik, artefak budaya khusus, serta teknologi. 

     Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok etnis lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional umum yang mendukung kebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
     
      Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama masa Pasca Klasik.
Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masa Romantisisme.
     
     Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat. Istilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.

     Beberapa kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau budaya tandingan penting (seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.
   
SUMBER :

Drs. H. Abu Ahmadi.(2003).Ilmu Sosial Dasar.Cetakan Keempat.Jakarta.PT Asdi Mahastya.
R.M Munandar Soelaeman,MS.(1993).Ilmu Sosial Dasar.Edisi Revisi Cetakan Ketujuh.Bandung.PT ERESCO Anggota IKAPI
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Barat
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian

Pertanyaan :
1. Apa yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk?
   a. Kemaksiatan
   b. Karena adaptasi alam
   c. Kemauan untuk menambah keturunan
   d. Kemajuan teknologi dan kedokteran

2. Apa saja yang meliputi tingkat kebudayaan dalam kenyataan sosial?
   a. Kesenian dan keterampilan
   b. Saling membantu satu sama lain
   c. Nilai, simbol, norma dan pandangan hidup umumnya yang dimiliki bersama oleh anggota suatu masyarakat
   d. Menerima kebudayaan luar yang masuk ke negeri sendiri

3. Berikut ini adalah contoh kepribadian yang tidak sehat, kecuali?
   a. Mudah marah
   b. Bertanggung jawab
   c. Sulit tidur
   b. Berbohong

4. Apa saja yang tidak menentukan keunikan seseorang?
   a. Orang tua
   b. Kondisi fisik
   c. Tampang
   d. Hormon

5. Merajuk pada apa sajakah istilah budaya barat, kecuali?
   a. Nilai-nilai etika
   b. Adat istiadat
   c. Keyakinan agama
   d. Orang asing yang ada di indonesia

Kunci Jawaban :
1. D
2. C
3. B
4. A
5. D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link Gunadarma