Link Gunadarma

Sabtu, 11 Oktober 2014

3. Individu, Keluarga, dan Masyarakat

3. Individu, Keluarga, dan Masyarakat


3.1 Pertumbuhan Individu

        Pengertian Individu

       "Individu" berasal dari kata latin ‘individuum’ artinya "yang tak terbagi". Individu berarti manusia sebagai satu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.

Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
Makna individu adalah seorang manusia yang memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, serta mempunyai kepribadian dan pola tingkah laku spesifik. Manusia sebagai individu yang berdiri sendiri dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dan perbedaan sehingga timbul deferensiasi yang disebabkan oleh pembawaan (watak dan sifat) tertentu serta pengaruh lingkungan.

Walaupun terdapatnya perbedaan pendapat di antara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju dan lebih dewasa. Perubahan ini lazimnya disebut dengan istilah proses. Untuk sekanjutnya timbul bebeberapa pendapat mengenai pertumbuhan dari beberapa aliran yaitu aosiasi, aliran psichologi Gestalt dan aliran  Sosiologi.
Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada Proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:

a. Pertumbuhan Nativistik, pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
b. Pendirian empiristik dan environmentalistik, pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan dan konsekuensinya.
c. Konvergensi da interaksionisme, yaitu pertumbuhan individu ditentukan oleh interaksi antara dasar (bakat) dan lingkungan.


Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi

a. Masa vital (umur 0-2th)
Pada masa ini ndividu menggunakan fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Freud tahun pertama dalam kehidupan individu adalah sebagai masa oral, karena pada waktu itu mulut adalah alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar.
b. Masa Estetik (umur 2-7th)
Pada masa ini pertumbuhan yang terutama adalah fungsi panca indra.  Tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek, dan sebagai subyek dia mempunyai kebebasan menghendaki dan menolak sesuatu.
c. Masa intelektual (umur 7-13/14th)
Masa ini disebut juga masa keserasian sekolah. Pada masa ini proses sosialisasi anak telah berlangsung dengan lebih efektif sehingga menjaadi matang untuk dididik.
d. Masa remaja (umur13/14 - 20/21th)
Masa pra remaja : masa ini ditandai dengan sifat-sifat negatif baik dalam berprestasi jasmani maupun mental. Negatif dalam sifat sosial baik dalam bentuk pasif maupun bentuk agresif terhadap masyarakat. Hal ini disebabkan karena mulai bekerjanya kelenjar kelamin yang membawa perubahan cepat pada remaja dan seringkali tidak mereka pahami
Masa remaja : masa dimana remaja mempunyai dorongan untuk mencari pedoman hidup, yaitu sesuatu yang dapat dipandang bernilai dan pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja.
e. Masa usia mahasiswa
Masa ini merupakan tahap pemantaban pendirian hidup, yaitu pengujian lebih lanjut pendirian hidup serta penyiapan diri dengan ketrampilan dan kemampuan yang digunakan untuk merealisasikan pendirian hidup yang telah dipilih.

3.3 Individu, Keluarga, dan Masyarakat

    Individu

    "Individu" berasal dari kata latin "individuum" arttinya "yang tak terbagi". Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanyayang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.

     Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan". Sifat dan fungsi orang-orang di sekitar kita adalah makhluk-makhluk yang agak berdiri sendiri dalam berbagai hal bersama-sama satu sama lain, tetapi dalam banyak hal banyak pula perbedaannya. Sejenis tapi tak sama, makin tua semakin maju dan semakin banyak pula perbedaannya. Pada setiap anggota suatu bangsa yang bermacam-macam tingkat peradabannya, terjadi diferensiasi dengan corak sifat dan tabiat beraneka ragam.

     Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki oeranan khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial kebersamaan. Ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi, kegoncangan pada satu aspek akan membawa akibat pada aspek lainnya.

     Keluarga

     Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang merupakan suatu komponen kecil dalam masyarakat. Dalam perkembangan individu, keluarga disebut sebagai primary group.
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu.
Macam-macam fungsi keluarga :
a. Fungsi biologis, keluarga dapat menyelenggarakan persiapan perkawinan bagi anak-anaknya berupa: pengetahuan kehidupan sex suami-istri, pengetahuan mengatur rumah tangga bagi istri, pengetahuan tugas suami, memelihara pendidikan baagi anak-anak.
b. Fungsi pemeliharaan, keluarga dapat memberikan perlindungan seperti : menyediakan rumah sebagai tempat berlindung, memelihara kesehatan, memberikan pengamanan dari bahaya.
c .Fungsi ekonomi, keluarga memberikan kebutuhan pokok seperti : sandang pangan dan tempat tinggal
d. Fungsi keagamaan, keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mengamalkan ajaran-ajaran agama sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME.
e. Fungsi sosial, keluarga berperan untuk memperkenalkan nilai-nilai dan sikap yang dianut oleh masyarakat pada anak-anaknya seperti mempelajari peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak. Dalam fungsi ini keluarga diharapkan menjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan seperti sopan santun bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan.

     Masyarakat

     Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (Society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub kelompok. Kemudian pendapat dari Prof.M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah segala perkembangan dalam hidup bersama antar manusia dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
     Jelasnya masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
     Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara sesama kaum laki-laki dan kaum perempuan larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat.

3.4 Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat

     Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Para ahli psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain. Contoh : Manusia sebagai makhluk hidup individu mengalami kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya. Suatu keindahan ia kagumi dan ia nikmati melalui indera mata dan indera perasaan yang berbaut menjadi satu kesatuan.
     
Di dalam hubungan antar manusia dengan manusia lain, yang penting ialah reaksi sebagai akibat dari hubungan tadi. Reaksi ini menyebabkan hubungan antar manusia bertambah luas. Misalnya seseorang yang menyanyi ia memerlukan reaksi berupa pujian atau celaan guna mendorong tindakan selanjutnya. Di dalam memberikan reaksi tersebut ada kecendurangan untuk menserasikan dengan tindakan orang lain. Hal ini disebabkan manusia sejak lahir mempunyai 2 dasar keinginan, yaitu :
- Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya.
- Keinginan untuk menjadi satu dengan  suasana sekelilingnya.

3.5 Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. Perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni migrasi penduduk dan mobilitas penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota, sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.

Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

Faktor Penarik

1. Kehidupan kota yang lebih modern
2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas

Faktor Pendorong

1. Lahan pertanian semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

Keuntungan Urbanisasi

1. Memoderenisasikan warga desa
2. Menambah pengetahuan warga desa
3. Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
4. Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa

Akibat Urbanisasi

1. Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
2. Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3. Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
4. Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal

http://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi
Ebokk Ilmu Sosial Dasar
Buku Ilmu Sosial Dasar
   
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan individu nativistik?
   a. Pertumbuhan individu yang ditentukan oleh faktor sejak lahir
   b. Pertumbuhan individu yang ditentukan oleh lingkungan sekitar
   c. Pertumbuhan individu yang ditentukan oleh bakatnya
   d. Pertumbuhan individu yang ditentukan oleh orang tuanya

2. Apa yang dimaksud dengan fungsi biologis keluarga?
   a. Keluarga memberi kebutuhan pokok
   b. Keluarga memberikan persiapan perkawinan kepada anak anaknya
   c. Keluarga mengajarkan sikap-sikap sosial bermasyarakat
   d. Keluarga memperi pengetahuan keagamaan

3. Apa yang dimaksud dengan masyarakat?
   a. Orang orang yang berkumpul
   b. Sekelompok orang yang mendiami suatu daerah
   c. Suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang telah sama sama di taati dalam lingkungannya
   d. Orang yang berkumpul bersama demi melanjutkan kehidupannya

4. Apa yang dimaksud dengan urbanisasi?
   a. Perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain
   b. Perpindahan penduduk dari kota ke kota lain
   c. Perpindahan penduduk yang terjadi akibat bencana alam
   d. Perpindahan penduduk dari desa ke kota

5. Apa akibat dari urbanisasi?
   a. Masalah perumahan yang sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
   b. Lingkungan menjadi semakin sehat
   c. Bertambahnya orang orang yang tuna karya
   d. Berkurangnya kriminalitas

Kunci Jawaban :
1. A
2. B
3. C
4. D
5. A

2. Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

2. Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan


2.1 Pertumbuhan Penduduk

    Pada awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650, penduduk dunia telah mencapai 500 juta jiwa jumlahnya. Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat dengan cepat. Hal itu dimungkinkan oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk salah satu di antaranya ilmu kedokteran juga berkembang.
    Berkat kemajuan ilmu kedokteran, pemeliharaan kesehatan penduduk termasuk usaha-usaha imunitas menjadi lebih terjamin. Oleh karena itu tingkat kematian bayi yang lahir menjadi lebih rendah, sampai ia tumbuh subur dan akhirnya bersuami/beristri dan mempunyai anak dan cucu.
    Akan tetapi galibnya tidak semua negara di dunia mengalami pertambahan penduduk yang demikan pesat. Negara-negara Eropa Barat pada abad 20 ini cenderung mengalami kondisi stasioner, bahkan Jerman Barat cenderung memiliki lebih sedikit jumlah penduduk berumur muda, dibandingkan dengan penduduk dewasa. Dengan begitu negara ini mempunyai masalah penduduk, bukan masalah pertumbuhan penduduk. Kemungkinan menambah penduduk berusia muda sebagai generasi penerus  bagi negara-negara Eropa Barat khususnya, secara legal dilakukan melalui proses adopsi anak/bayi. Kita sering mendengar praktek adopsi yang tidak wajar bagi bayi-bayi Asia, tidak terkecuali bayi-bayi dari Indonesia.

2.2 Kebudayaan dan Kepribadian

    Tingkat budaya dalam hal kenyataannya sosial maksudnya meliputi arti nilai, simbol, norma dan pandangan hidup umumnya yang dimiliki bersama oleh anggota suatu masyarakat. Tingkat budaya artinya melihat realitas sosial menurut perspektif budaya. Istilah kebudayaan dalam arti yang luas adalah terdiri dari produk-produk tindakan dan interaksi manusia, termasuk karya cipta manusia berupa materi dan nonmateri adalah keselurahan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan dan kemampuan-kemampuan dan tatacara lainnya yang diperoleh manusia sebagai seorang anggota masyarakat (Tylor,1942). Pengkajian tingkat budaya ini, dapat dipelajari dengan melepaskan diri dari struktur sosial atau hubungan antarpribadi yang tercakup dalam ciptaan atau penyebarannya. Hal ini dinyatakan oleh Sorokin (1957) bahwa kesatuan organis dari gejala budaya dan tingkat sosio-budaya harus dianalisa terpisah dari tingkat indivudu. 

Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :

1)Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2)Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3)Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
4)Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
5)Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
6)Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :

Kepribadian Yang Sehat

1)Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
2)Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
3)Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
4)Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
5)Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
6)Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
7)Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan da keterampilan.
8)Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulia terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
9)Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
10)Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
11)Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).

Kepribadian Yang Tidak Sehat

1. Mudah marah (tersinggung)
2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
6. Kebiasaan berbohong
7. Hiperaktif
8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9. Senang mengkritik/mencemooh orang lain
10. Sulit tidur
11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
13. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
   

2.3 Kebudayaan Barat

    Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya yang berasal dari Eropa.
       
     Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik, artefak budaya khusus, serta teknologi. 

     Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok etnis lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional umum yang mendukung kebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
     
      Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama masa Pasca Klasik.
Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masa Romantisisme.
     
     Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat. Istilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.

     Beberapa kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau budaya tandingan penting (seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.
   
SUMBER :

Drs. H. Abu Ahmadi.(2003).Ilmu Sosial Dasar.Cetakan Keempat.Jakarta.PT Asdi Mahastya.
R.M Munandar Soelaeman,MS.(1993).Ilmu Sosial Dasar.Edisi Revisi Cetakan Ketujuh.Bandung.PT ERESCO Anggota IKAPI
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Barat
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian

Pertanyaan :
1. Apa yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk?
   a. Kemaksiatan
   b. Karena adaptasi alam
   c. Kemauan untuk menambah keturunan
   d. Kemajuan teknologi dan kedokteran

2. Apa saja yang meliputi tingkat kebudayaan dalam kenyataan sosial?
   a. Kesenian dan keterampilan
   b. Saling membantu satu sama lain
   c. Nilai, simbol, norma dan pandangan hidup umumnya yang dimiliki bersama oleh anggota suatu masyarakat
   d. Menerima kebudayaan luar yang masuk ke negeri sendiri

3. Berikut ini adalah contoh kepribadian yang tidak sehat, kecuali?
   a. Mudah marah
   b. Bertanggung jawab
   c. Sulit tidur
   b. Berbohong

4. Apa saja yang tidak menentukan keunikan seseorang?
   a. Orang tua
   b. Kondisi fisik
   c. Tampang
   d. Hormon

5. Merajuk pada apa sajakah istilah budaya barat, kecuali?
   a. Nilai-nilai etika
   b. Adat istiadat
   c. Keyakinan agama
   d. Orang asing yang ada di indonesia

Kunci Jawaban :
1. D
2. C
3. B
4. A
5. D

Rabu, 08 Oktober 2014

1. Ilmu Sosial Dasar Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum

1. Ilmu Sosial Dasar Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum


1.1 Pengertian ISD sebagai MKDU

Pengertian Ikmu Sosial Dasar

       Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di Perguruan Tinggi. Pengembangan Ilmu Sosial Dasar ini sejalan dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan sistem pendidikan yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmus Sosial Dasar adalah ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Seperangkat konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial secara interdisiplin atau multi disiplin dipergunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan problema-problema yang timbul dan berkembang dalam masyarakat.

Tujuan ISD dan IPS

        Sebagai suatu mata kuliah dasar umum, ilmu sosial dasar bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran yang lebih luas, dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan  tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan.

1.2 Perbandingan Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Perbedaan ISD dan IPS

     Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan. Ilmu Sosial Dasar merupakan satu matakuliah tunggal, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan). Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual

 Persamaan ISD dan IPS

   Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran. Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.


            Persamaan ilmusosialdasar dani lmu pengetahuan sosial:

No.
Kesamaan
Atirnya
1.
Bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran.
ISD maupun IPS sama-sama mempunyai tujuan untuk program pendidikan /pengajaran.
2.
Keduanya bukan ilmu yang berdiri sendiri.
ISD dan IPS tidak mempunyai obyek dan metode ilmiah.
3.
Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.
ISDdanIPS mempunyai materi kenyatan sosial dan masalah sosial.


Perbedaan ilmu sosial dasar dan ilmu pengetahuan sosial

No.
ISD
IPS
1
ISD diberikan pada jenjang perguruan tinggi.
IPS diberikan pada jenjang SD, SMP, dan SMA.
2
ISD merupakan mata kuliah tunggal.
IPS adalah kumpulan dari mata pelajaran.
3
ISD untuk pembentukan sikap dan kepribadian
IPS untuk pembentukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual.

1.3 Ruang Lingkup ISD

Berpangkal pada tujuan di atas, maka ada 2 masalah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar, yaitu :
a. Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial, sehingga biasanya suatu masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendiri, maupun gabungan (antar bidang).
b. Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri tetapi juga adanya amat banyak persamaan tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan setiakawan dan kerjasama dalam masyarakat itu.

ISD sendiri mempunyai 8 pokok bahasan yaitu :
1)Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya  dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan
2)Masalah Individu , keluarga dan Masyarakat
3)Masalah pemuda dan sosialisasi
4)Masalah hubungan warga Negara dan Negara
5)Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat
6)Masalah masyarakat perkotaan dan perdesaan
7)Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan intergrasi
8)Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesajahteraan masyarakat


SUMBER :

1. Buku    : Drs. H. Abu Ahmadi.(2003).Ilmu Sosial Dasar.Cetakan Keempat.Jakarta.PT Asdi                                 Mahastya.
                 IR.M Munandar Soelaeman,MS.(1993).Ilmu Sosial Dasar.Edisi Revisi Cetakan                                     Ketujuh.Bandung.PT ERESCO Anggota IKAPI  
2. Internet: http://spt-zaelani.blogspot.com/2013/09/perbedaan-dan-persamaan-isd-dan-ips.html


Pertanyaan :
1. Apa tujuan ilmu sosial dasar?
    a. Membantu perkembangan wawasan pemikiran
    b. Mempelajari pola hidup manusia
    c. Memudahkan mndapatkan pergaulan
    d. Menemukan tingkat intelektual manusia

2. Apa perbadaan ISD dan IPS?
    a. ISD lebih mengedepankan intelektual
    b. ISD lebih mengedepankan pembentukan sikap dan kepribadian
    c. IPS lebih mengedepankan pembentukan sikap dan kepribadian
    d. IPS lebih mengarahkan kepada tatanan kehidupan sosial

3. Apa persamaan ISD dan IPS?
    a. IPS dam ISD untuk pembentukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual.
    b. IPS dan ISD diberikan pada jenjang SD, SMP, dan SMA
    c. ISD dan IPS mempunyai materi kenyatan sosial dan masalah sosial.
    b. ISD dan IPS sama sama diajarkan di semua jenjang pendidikan


4. Di jenjang pendidikan manakah ISD di ajarkan?
    a. SD, SMP, SMA
    b. SD, SMP
    c. SMP, Perguruan Tinggi
    d. Perguruan Tinggi

5. Yang bukan termasuk pembahasan di dalam ISD adalah?
   a. Masalah Individu , keluarga dan Masyarakat 
   b. Masalah pemuda dan sosialisasi 
   c. Masalah hubungan warga Negara dan Negara 
   d. Masalah mengenai percintaan remaja

Kunci Jawaban :
1. a
2. b
3. c
4. d
5. a


Link Gunadarma